PENGERTIAN
LAS LISTRIK
LAS LISTRIK
Las busur listrik adalah salah satu cara menyambung logam dengan jalan
menggunakan nyala busur listrik yang diarahkan ke permukaan logam yang akan
disambung. Pada bagian yang terkena busur listrik tersebut akan mencair,
demikian juga elektroda yang menghasilkan busur listrik akan mencair pada
ujungnya dan merambat terus sampai habis.
Logam cair dari elektroda dan dari sebagian benda yang akan disambung tercampur
dan mengisi celah dari kedua logam yang akan disambung, kemudian membeku dan
tersambunglah kedua logam tersebut.
Mesin las busur listrik dapat mengalirkan arus listrik cukup besar tetapi
dengan tegangan yang aman (kurang dari 45 volt). Busur listrik yang terjadi
akan menimbulkan energi panas yang cukup tinggi sehingga akan mudah mencairkan
logam yang terkena. Besarnya arus listrik dapat diatur sesuai dengan keperluan
dengan memperhatikan ukuran dan type elektrodanya.
Pada las busur, sambungan terjadi oleh panas yang ditimbulkan oleh busur
listrik yang terjadi antara benda kerja dan elektroda. Elektroda atau logam
pengisi dipanaskan sampai mencair dan diendapkan pada sambungan sehingga
terjadi sambungan las. Mula-mula terjadi kontak antara elektroda dan benda
kerja sehingga terjadi aliran arus, kemudian dengan memisahkan penghantar
timbullah busur. Energi listrik diubah menjadi energi panas dalam busur dan
suhu dapat mencapai 5500 °C.
Ada tiga jenis elektroda logam, yaitu elektroda polos, elektroda fluks dan
elektroda berlapis tebal. Elektroda polos terbatas penggunaannya, antara lain
untuk besi tempa dan baja lunak. Biasanya digunakan polaritas langsung. Mutu
pengelasan dapat ditingkatkan dengan memberikan lapisan fluks yang tipis pada
kawat las. Fluks membantu melarutkan dan mencegah terbentuknya oksida-oksida
yang tidak diinginkan. Tetapi kawat las berlapis merupakan jenis yang paling
banyak digunakan dalam berbagai pengelasan komersil
A. Pembentukan busur listrik proses penyulutan
1. Pembentukan Busur Listrik
Pada pembentukan busur listrik elektroda keluar dari kutub negatif (katoda) dan
mengalir dengan kecepatan tinggi ke kutub positif (anoda).
Dari kutub positif mengalir partikel positif (ion positif) ke kutub negatif.
Melalui proses ini ruang udara diantara anoda dan katoda (benda kerja dan
elektroda) dibuat untuk menghantar arus listrik (diionisasikan) dan
dimungkinkan pembentukan busur listrik. Sebagai arah arus berlaku arah gerakan
ion-ion positif. Jika elektroda misalnya dihubungkan dengan kutub negatif
sumber arus searah, maka arah arusnya dari benda kerja ke elektroda. Setelah
arus elektroda didekatkan pada lokasi jalur sambungan disentuhkan dan diangkat
kembali pada jarak yang pendek (garis tengah elektroda).
kawat intiØ
selubung elektrodaØ
busur listrikØ
pemindahan logamØ
gas pelindungØ
terakØ
kampuh lasØ
Dengan penyentuhan singkat elektroda logam pada bagian benda kerja yang akan
dilas,berlangsung hubungan singkat didalam rangkaian arus pengelasan, suatu
arus listrik yang kekuatannya tinggi mengalir, yang setelah pengangkatan
elektroda itu dari benda kerja menembus celah udara, membentuk busur cahaya
diantara elektroda dengan benda kerja, dan dengan demikian tetap mengalir.Suhu
busur cahaya yang demikian tinggi akan segera melelehkan ujung elektroda dan
lokasi pengelasan.
Didalam rentetan yang cepat partikel elektroda menetes, mengisi penuh celah
sambungan las dan membentuk kepompong las. Proses pengelasan itu sendiri
terdiri atas hubungan singkat yang terjadi sangat cepat akibat pelelehan
elektroda yang terus menerus menetes.
2. Proses penyulutan
Setelah arus dijalankan, elekteroda didekatkan pada lokasi jalur sambungan
disentuhkan sebentar dan diangkat kembali pada jarak yang pendek (garis tengah
elektroda).
3. MenyalaKan busur listrik
Penyalaan busur listrik dapat di lakukan dengan menghubungkan singkat ujung
elektroda dengan logam induk (yang akan dilas) dan segera memisahkan lagi pada
jarak yang pendek, hal tersebut dapat dilakukan dengan 2 cara seperti pada
gambar di bawah ini :
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan :
Ø Jika busur nyala terjadi, tahan
sehingga jarak ujung elektroda ke logam induk besarnya sama dengan diameter
dari penampang elektroda dan geser posisinya ke sisi logam induk.
Perbesar jarak tersebut(perpanjang nyala
busur) menjadi dua kalinya untuk memanaskan logam induk.Ø
Kalau logam induk telah sebagian
mencair, jarak elektroda dibuat sama dengan garis tengah penampang tadi.Ø
4. Memadamkan busur listrik
Cara pemadaman busur listrik mempunyai pengaruh terhadap mutu penyambungan
maniklas. Untuk mendapatkan sambungan maniklas yang baik sebelum elektroda
dijauhkan dari logam induk sebaiknya panjang busur dikurangi lebih dahulu dan
baru kemudian elektroda dijauhkan dengan arah agak miring.
Pemadaman busur sebaiknya tidak dilakukan ditengah-tengah kawah las tetapi agak
berputar sedikit
Gerakan
Elektroda.
Macam-macam
gerakan elektroda :
1. Gerakan arah turun sepanjang sumbu elektroda. Gerakan ini dilakukan untuk
mengatur jarak busur listrik agar tetap.
2. Gerakan ayunan elektroda. Gerakan ini diperlukan untuk mengatur lebar jalur
las yang dikehendaki.
Ayunan keatas menghasilkan alur las yang kecil, sedangkan ayunan kebawah
menghasilkan jalur las yang lebar. Penembusan las pada ayunan keatas lebih
dangkal daripada ayunan kehawah.
Ayunan segitiga dipakai pada jenis elektroda Hydrogen rendah untuk mendapatkan
penembusan las yang baik diantara dua celah pelat.
Beberapa bentuk-bentuk ayunan diperlihatkan pada gambar dibawah ini.
Titik-titik pada ujung ayunan menyatakan agar gerakan las berhenti sejenak pada
tempat tersebut untuk memberi kesempatan pada cairan las untuk mengisi celah
sambungan.
Tembusan las yang dihasilkan dengan gerekan ayun tidak sebaik dengan gerakan
lurus elektroda. Waktu yang diperlukan untuk gerakan ayun lebih lama, sehingga
dapat menimbulkan pemuaian atau perubahan bentuk dari bahan dasar. Dengan
alasan ini maka penggunaan gerakan ayun harus memperhatikan tebal bahan dasar.
PENGELASAN
PROSES SMAW ( LAS BUSUR LISTRIK )
LAS
BUSUR LISTRIK ELEKTRODE TERBUNGKUS
(SHIELDED METAL ARC WELDING = SMAW)
A. Pendahuluan
Las busur listrik elektrode
terbungkus ialah salah satu jenis proses lasbusur listrik elektrode terumpan,
yang menggunakan busur listrik sebagaisumber panas. Panas yang timbul pada
busur listrik yang terjadi antaraelektroda dengan benda kerja, mencairkan ujung
elektrode (kawat) las danbenda kerja setempat, kemudian membentuk paduan,
membeku menjadi
lasan (weld metal).
Bungkus (coating elektrode yang
berfungsi sebagai fluks akan terbakarpada waktu proses berlangsung, dan gas
yang terjadi akan melindungiproses terhadap pangaruh udara luar. Cairan
pembungkus akan terapungdan membeku pada permukaan las yang disebut slag, yang
kemudian dapat dibersihkan dengan mudah.
MESIN LAS (WELDING MACHINE).
Persyaratan dari proses SMAW adalah persediaan yang kontinyu padaelectric
current (arus listrik), dengan jumlah ampere dan voltage yangcukup baik
kestabilan api las (Arc) akan tetap terjaga.
Dimana electric power (tenaga
listrik) yang diperoleh dari weldingmachine menurut jenis arus yang
dikeluarkannya terdapat 3 (tiga) jenismachine yaitu :
a. Machine dengan arus searah (DC).
b. Machine dengan arus bolak balik (AC)
c. Machine dengan kombinasi arus yaitu searah (DC) dan bolak balik
(AC)
Pada machine arus searah (DC)
dilengkapi dengan komponen yangmerubah sifat arus bolak-balik (AC) menjadi arus
searah (DC) yaitugenerator, karena arus listrik yang dipakai disini bukan
berasal dari baterei,melainkan daru generator listrik.
Machine arus bolak balik tidak perlu
dilengkapi dengan generator, tetapicukup dengan transformator. Karakteristik
electric efficiencynya 80-85%. Untuk machine kombinasi AC dan DC dilengkapi
dengan transformatordan rectifier, dimana rectifier ini mempunyai fungsi untuk
meratakan arus.
B. Pemilihan Parameter Pengelasan
Panjang busur (Arc Length) yang dianggap baik lebih kurang sama dengandia.
elektrode yang dipakai. Untuk besarnya tegangan yang dipakai setiapposisi
pengelasan tidak sama. Misalnya dia. elektrode 3 mm – 6 mm,mempunyai tegangan
20 – 30 volt pada posisi datar, dan tegangan ini akandikurangi antara 2 – 5
volt pada posisi diatas kepala. Kestabilan tegangan ini sangat menentukan mutu
pengelasan dan kestabilan juga dapaTdidengar melalui suara selama
pengelasan.Besarnya arus juga mempengaruhi pengelasan, dimana besarnya
aruslistrik pada pengelasan tergantung dari bahan dan ukuran lasan, geometri
sambungan pengelasan, macam elektrode dan dia. inti elektrode. Untukpengelasan
pada daerah las yang mempunyai daya serap kapasitas panasyang tinggi diperlukan
arus listrik yang besar dan mungkin juga diperlukantambahan panas. Sedang untuk
pengelasan baja paduan, yang daerahHAZ-nya dapat mengeras dengan mudah akibat
pendinginan yang terlalucepat, maka untuk menahan pendinginan ini diberikan
masukan panasyang tinggi yaitu dengan arus pengelasan yang besar. Pengelasan
logampaduan,agar untuk menghindari terbakarnya unusur-unsur paduansebaiknya
digunakan arus las yang sekecil mungkin. Juga pada pengelasanyang kemungkinan
dapat terjadi retak panas, misalnya pada pengelasanbaja tahan karat austenitik
maka penggunaan panas diusahakan sekecilmungkin sehingga arus pengelasan harus
kecil.Kecepatan pengelasan tergantung dari bahan induk, jenis elektrode,
dia.inti elektrode, geometri sambungan, ketelitian sambungan . agar
dapatmengelas lebih cepat diperlukan arus yang lebih tinggi.
Polaritas listrik mempengaruhi hasil
dari busur listrik. Sifat busur listrikpada arus searah (DC) akan lebih stabil
daripada arus bolak-balik (AC).Terdapat dua jenis polaritas yaitu polaritas
lurus, dimana benda kerjapositif dan elektrode negatip (DCEN). Polaritas balik
adalah sebaliknya.Karakteristik dari polaritas balik yaitu pemindahan logam
terjadi dengancara penyemburan, maka polaritas ini mepunyai hasil pengelasan
yanglebih dalam dibanding dengan polaritas lurus (DCEN).
C. Pelaksanaan Pengelasan
Penyalaan busur listrik pada pengelasan dapat dilakukan dengan melakukan
hubungan singkat ujung elektroda dengan logam induk,kemudian memisahkannya lagi
sampai jarak tertentu sebagai panjang busur. Dimana panjang busur normal yaitu
antara 1.6 – 3.2 mm.
Pemadaman busur listrik dilakukan
dengan menjauhkan elektrode daribahan induk . untuk menghasilkan penyambungan
manik las yang baikdapat dilakukan sebagai berikut :
Sebelum elektrode dijauhkan dari logam induk sebaiknya panjang busurlistrik
dikurangi lebih dahulu, baru kemudian elektrode dijauhkan dalamposisi lebih dimiringkan
secukupnya.
Pergerakan Elektrode Pengelasan
Ada berbagai cara didalam menggerakkan (mengayunkan) elektrode lasyaitu :
- Elektrode digerakkan dengan melakukan maju dan mundur,
metodeini salah satu bentuk metode weaving. (lihat gambar 9 bagian A)
- Bentuk weaving lainnya yaitu dengan melakukan gerakan
seperti
setengah bulan. (lihat gambar 9 bagian B)
- Gerakan elektrode yang menyerupai bentuk angka 8.
(lihat gambar 9
bagian C)
- Elektrode dengan melakukan gerakan memutar. (lihat
gambar 9
bagian D)
- Gerakan elektrode dengan membentuk hesitation. (lihat
gambat 9
bagian E)
Semua gerakan mempunyai tujuan untuk
mendapatkan deposit logam lasdengan permukaan rata, mulus dan terhindar dari
terjadinya takik-takikdan termasuk terak-terak, yang terpenting dalam gerakan
elektroda iniadalah ketapatan sudut dan kestabilan kecepatan. Ayunan elektrode
las agar berbentuk anyaman atau lipatan manik las makalebar las dibatasi sampai
3 (tiga) kali besarnya diameter elektrode.
Teknik Pengelasan Untuk Jenis
Sambungan Groove
Posisi datar (1G)
Disarankan menggunakan metode seperti gambar 9 A dan B. Untuk jenissambungan
ini dapat dilakukan penetrasi pada kedua sisi, tetapi dapat jugadilakukan
penetrasi pada satu sisi saja. Type posisi datar (1G) didalampelaksanaannya
sangat mudah. Dapat diapplikasikan pada material pipadengan jalan pipa diputar.
Posisi horizontal (2G
Pengelasan pipa 2G adalah pengelasan posisi horizontal, yaitu pipa padaposisi
tegak dan pengelasan dilakukan secara horizontal mengelilingi pipa.Kesukaran
pengelasan posisi horizontal adalah karena beratnya sendirimaka cairan las akan
selalu kebawah. Adapun posisi sudut elektrodepengelasan pipa 2G yaitu 90º.
Panjang gerakan elektrode antara 1-2 kali diameter elektrode. Bila
terlalupanjang dapat mengakibatkan kurang baiknya mutu las. Panjang busur di
usahakan sependek mungkin yaitu ½ kali diameter elektrode las. Untukpengelasan
pengisian dilakukan dengan gerakan melingkar dan diusahakandapat membakar
dengan baik pada kedua sisi kampuh agar tidak terjadicacat. Gerakan seperti ini
diulangi untuk pengisian berikutnya.
Posisi vertikal (3G)
Pengelasan posisi 3G dilakukan pada material plate. Posisi 3G inidilaksanakan
pada plate dan elektrode vertikal. Kesukaran pengelasan ini hampir sama dengan
posisi 2G akibat gaya gravitasi dari cairan elektrode las.
Pengelasan pipa pada posisi 5G dapat
dibedakan menjadi pengelasan naik
dan pengelasan turun.Pengelasan naikBiasanya dilakukan pada pipa yang mempunyai
dinding teal karenamembutuhkan panas yang tinggi. Pengelasan arah naik
kecepatannya lebihrendah dibandingkan pengelasan dengan arah turun, sehingga
panasmasukan tiap satuan luas lebih tinggi dibanding dengan pengelasan
turun.Posisi pengelasan 5G pipa diletakkan pada posisi horizontal tetap
danpengelasan dilakukan mengelilingi pipa tersebut. Supaya hasil pengelasan
baik, maka diperlukan las kancing (tack weld) pada posisi jam 5-8-11 dan 2 .
Mulai pengelasan pada jam 5.30 ke jam 12.00 melalui jam 6 dankemudian
dilanjutkan dengan posisi jam 5.30 ke jam 12.00 melalui jam 3
Gerakan elektrode untuk posisi root
pass (las akar) adalah berbentuksegitiga teratur dengan jarak busur ½ kali
diameter elektrode.
Pengelasan turun
Biasanya dilakukan pada pipa yang tipis dan pipa saluran minyak serta gas bumi.
Alasan penggunaan las turun lebih menguntungkan dikarenakanlebih cepat dan
lebih ekonomis.
ELEKTRODA
(filler atau bahan isi)
Klasifikasi Elektroda
Elektroda baja lunak dan baja paduan
rendah untuk las busur listrik manurut klasifikasi AWS (American Welding
Society) dinyatakan dengan tanda E XXXX yang artInya sebagai berikut :
E menyatakan elaktroda busur listrik
XX (dua angka) sesudah E menyatakan kekuatan tarik deposit las dalam
ribuan Ib/in2 lihat table.
X (angka ketiga) menyatakan posisi pangelasan.
angka 1 untuk pengelasan segala posisi. angka 2 untuk pengelasan posisi datar
di bawah tangan
X (angka keempat) menyataken jenis selaput dan jenis arus yang cocok
dipakai untuk pengelasan lihat table.
Contoh : E 6013
Artinya:
Kekuatan tarik minimum den deposit las adalah 60.000 Ib/in2 atau 42 kg/mm2
Dapat dipakai untuk pengelasan segala posisi
Jenis selaput elektroda Rutil-Kalium dan pengelasan dengan arus AC atau DC +
atau DC
Elektroda Baja Lunak
Macam-macam jenis elektroda baja lunak perbedaannya hanyalah pada jenis
selaputnya. Sedang kan kawat intinya sama.
- 1. E 6010 dan E 6011
Elektroda ini adalah jenis elektroda selaput selulosa yang dapat dipakai
untuk pengelesan dengan penembusan yang dalam. Pengelasan dapat pada
segala posisi dan terak yang tipis dapat dengan mudah dibersihkan.
Deposit las biasanya mempunyai sifat sifat mekanik yang baik dan dapat
dipakai untuk pekerjaan dengan pengujian Radiografi. Selaput selulosa
dengan kebasahan 5% pada waktu pengelasan akan menghasilkan gas pelindung.
E 6011 mengandung Kalium untuk mambantu menstabilkan busur listrik bila
dipakai arus AC.
- 2. E 6012 dan E 6013
Kedua elektroda ini termasuk jenis selaput rutil yang dapat manghasilkan
penembusan sedang. Keduanya dapat dipakai untuk pengelasan segala posisi,
tetapi kebanyakan jenis E 6013 sangat baik untuk posisi pengelesan tegak
arah ke bawah. Jenis E 6012 umumnya dapat dipakai pada ampere yang relatif
lebih tinggi dari E 6013. E 6013 yang mengandung lebih benyak Kalium memudahkan
pemakaian pada voltage mesin yang rendah. Elektroda dengan diameter kecil
kebanyakan dipakai untuk pangelasan pelat tipis.
- 3. E 6020
Elektroda jenis ini dapat menghasilkan penembusan las sedang dan teraknya
mudah dilepas dari lapisan las. Selaput elektroda terutama mengandung
oksida besi dan mangan. Cairan terak yang terlalu cair dan mudah mengalir
menyulitkan pada pengelasan dengan posisi lain dari pada bawah tangan atau
datar pada las sudut.
Elektroda Berselaput
Elektroda berselaput yang dipakai pada Ias busur listrik mempunyai perbedaan
komposisi selaput maupun kawat Inti. Pelapisan fluksi pada kawat inti dapat
dengah cara destrusi, semprot atau celup. Ukuran standar diameter kawat inti
dari 1,5 mm sampai 7 mm dengan panjang antara 350 sampai 450 mm. Jenis-jenis
selaput fluksi pada elektroda misalnya selulosa, kalsium karbonat (Ca C03),
titanium dioksida (rutil), kaolin, kalium oksida mangan, oksida besi, serbuk
besi, besi silikon, besi mangan dan sebagainya dengan persentase yang
berbeda-beda, untuk tiap jenis elektroda.
Tebal selaput elektroda berkisar antara 70% sampai 50% dari diameter elektroda
tergantung dari jenis selaput. Pada waktu pengelasan, selaput elektroda ini
akan turut mencair dan menghasilkan gas CO2 yang melindungi cairan las, busur listrik
dan sebagian benda kerja terhadap udara luar. Udara luar yang mengandung O2 dan
N akan dapat mempengaruhi sifat mekanik dari logam Ias. Cairan selaput yang
disebut terak akan terapung dan membeku melapisi permukaan las yang masih
panas.
Elektroda dengan Selaput Serbuk Besi
Selaput elektroda jenis E 6027, E 7014. E 7018. E 7024 dan E 7028
mengandung serbuk besi untuk meningkatkan efisiensi pengelasan. Umumnya
selaput elektroda akan lebih tebal dengan bertambahnya persentase serbuk
besi. Dengan adanya serbuk besi dan bertambah tebalnya selaput akan
memerlukan ampere yang lebih tinggi.
Elektroda Hydrogen Rendah
Selaput elektroda jenis ini
mengandung hydrogen yang rendah (kurang dari 0,5 %), sehingga deposit las
juga dapat bebas dari porositas. Elektroda ini dipakai untuk pengelasan
yang memerlukan mutu tinggi, bebas porositas, misalnye untuk pengelasan
bejana dan pipa yang akan mengalami tekanan
Jenis-jenis elektroda hydrogen rendah misalnya E 7015, E 7016 dan E
7018.
Alat
- alat Bantu Las
1. Kabel Las
Kabel las biasanya dibuat dari tembaga yang dipilin dan dibungkus dangan karet
isolasi Yang disebut kabel las ada tiga macam yaitu :
- kabel elektroda
- kabel massa
- kabel tenaga
Kabel elektroda adalah kabel yang
menghubungkan pesawat las dengan elektroda. Kabel massa menghubungkan pesawat
las dengan benda kerja. Kabel tenaga adalah kabel yang menghubungkan sumber
tenaga atau jaringan listrik dengan pesawat las. Kabel ini biasanya terdapat
pada pesawat las AC atau AC - DC.
2. Pemegang Elektroda
Ujung yang tidak berselaput dari elektroda dijepit dengan pemegang elektroda.
Pemegang elektroda terdiri dari mulut penjepit dan pegangan yang dibungkus oleh
bahan penyekat. Pada waktu berhenti atau selesai mengelas, bagian pegangan yang
tidak berhubungan dengan kabel digantungkan pada gantungan dari bahan fiber
atau kayu.
3. Palu Las
Palu Ias digunakan untuk melepaskan dan mengeluarkan terak las pada jalur Ias
dengan jalan memukulkan atau menggoreskan pada daerah las.
Berhati-hatilah membersihkan terak Ias dengan palu Ias karena kemungkinan akan
memercik ke mata atau ke bagian badan lainnya
4. Sikat Kawat
Dipergunakan untuk :
- Membersihkan benda kerja yang
akan dilas
- Membersihkan terak Ias yang
sudah lepas dari jalur las oleh pukulan palu las.
5. Klem Massa
Klem massa edalah suatu alat untuk menghubungkan kabel massa ke benda kerja.
Biasanya klem massa dibuat dari bahan dengan penghantar listrik yang baik
seperti Tembaga agar arus listrik dapat mengalir dengan baik, klem massa ini
dilengkapi dengan pegas yang kuat. Yang dapat menjepit benda kerja dengan baik
. Walaupun demikian permukaan benda kerja yang akan dijepit dengan klem massa
harus dibersihkan terlebih dahulu dari kotoran-kotoran seperti karat, cat,
minyak.
6. Tang (penjepit)
Penjepit (tang) digunakan untuk memegang atau memindahkan benda kerja yang
masih panas.
Busur nyala las ditimbulkan oleh arus listrik yang
diperoleh dari mesin las.
Busur nyala terjadi apabila dibuat jarak tertentu antara elektroda dengan benda
kerja dan kabel masa dijepitkan kebenda kerja.
Mesin las ada dua macam, yaitu:
- mesin las D.C (direct current – mesin las arus searah)
- mesin las A.C (alternating current – mesin las arus bolak-balik)
Pemasangan kabel skunder, pada mesin las D.C dapat diatur / dibuat menjadi DCSP
atau DCRP.
- bila kabel elektroda dihubungkan kekutub negative mesin, dan kabel masa
dihubungkan kekutub positif maka disebut hubungan polaritas lurus (D.C.S.P)
- pada hubungan D.C.S.P, panas yang timbul, sepertiga memanaskan elektroda dan
dua pertiga memanaskan benda kerja.
Berarti benda kerja menerima panas lebih banyak dari elektroda.
- bila kabel elektroda dihubungkan kekutub positif mesin, dan kabel masa
dihubungkan kekutub negative maka disebut hubungan polaritas terbaik (D.C.R.P)
catatan:
DCSP = direct current straight polarity
DCRP = direct current revers polarity
- pada hubungan D.C.R.P, panas yang timbul, dua pertiga memanaskan elektroda
dan sepertiga memanaskan benda kerja. Berarti elektroda menerima panas yang
lebih banyak dari benda kerja
- kapan dipergunakan D.C.R.P, tersebut?
Ini tergantung pada :
- bahan benda kerja
- posisi pengelasan
- bahan dan salutan elektroda
- penembusan yang diinginkan
Pada mesin las A.C, kabel masa dan kabel elektroda dapat dipertukarkan tanpa
mempengaruhi perubahan panas yang timbul pada busur nyala.
Keuntungan-keuntungan pada mesin D.C antara lain:
- busur nyala stabil
- dapat menggunakan elektroda bersalut dan tidak bersalut
- dapat mengelas pelat tipis dalam hubungan DCRP
- dapat dipakai untuk mengelas pada tempat-tempat yang lembab dan sempit
Keuntungan-keuntungan pada mesin A.C, antara lain:
- busur nyala kecil, sehingga memperkecil kemungkinan timbunya keropos pada
rigi-rigi las
- perlengkapan dan perawatan lebih murah
Besar arus dalam pengelasan dapat diatur dengan alat penyetel, dengan jalan
memutar handle menarik atau menekan, tergantung pada konstruksinya.
Posting : Endan Maulana